Program Perhutanan Sosial: Tulang Punggung Swasembada Pangan dan Peningkatan Gizi Masyarakat
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Total ada 15 juta hektare hutan yang dialokasikan untuk program perhutanan sosial. Jumlah itu disiapkan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk mendukung penuh target swasembada pangan dan peningkatan gizi masyarakat.
Peran Program Perhutanan Sosial
Menurut Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, program perhutanan sosial dapat menjadi tulang punggung dalam mengejar swasembada pangan. “Serta bisa berkontribusi dalam program peningkatan gizi masyarakat,” kata Raja dalam keterangannya, Rabu (27/11/2024).
Pencapaian Program
Usai menerima Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana pada Selasa (26/11), politisi PSI itu menyampaikan bahwa sudah ada 8 juta hektare yang berhasil diredistribusi kepada masyarakat melalui program perhutanan sosial. Sementara 7 juta hektare lainnya masih bisa dimanfaatkan dalam program yang sama.
Intensifikasi Lahan Hutan
Raja menekankan bahwa dari 8 juta hektare lahan hutan yang sudah didistribusikan, perlu dilakukan intensifikasi. “Bagaimana kemudian area 8 juta hektar ini dapat dihubungkan dengan area kerja Badan Gizi Nasional,” katanya.
Sinergi Program Gizi dan Perhutanan Sosial
Hindayana menyatakan kesiapan untuk membuka peluang baru dalam menyelaraskan program gizi dengan perhutanan sosial. Menurutnya, hutan Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi pangan. “Jadi ketika nanti produksinya ada, maka akan dibutuhkan siapa yang bisa menyerap hasil dari produksi tersebut,” katanya.
Penutup
Dengan alokasi 15 juta hektare hutan untuk program perhutanan sosial, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan swasembada pangan dan gizi masyarakat. Sinergi antara program gizi dan perhutanan sosial akan memberikan dampak positif yang luas bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
