Menolak Penundaan: Perlawanan Terhadap Kesalahan

Berita, Nasional88 Dilihat

Pameran Lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional: Sebuah Kontroversi yang Membuat Gelombang dalam Dunia Seni

Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto yang berjudul “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” seharusnya dibuka di Galeri Nasional, Jakarta pada tanggal 19 Desember. Namun, sayangnya pameran tersebut batal dilaksanakan, menyisakan tanda tanya dan kontroversi dalam dunia seni.

Kritikus seni, Bambang Bujono, mengungkapkan bahwa sebenarnya lukisan milik Yos Suprapto telah dipasang di Galeri Nasional pada tanggal 13 Desember 2024. Hal ini membuat banyak pihak terkejut, karena sebelumnya tidak ada yang mempermasalahkan pemasangan lukisan tersebut.

Menurut Bambang, pemberedelan pameran lukisan Yos Suprapto merupakan hal yang tidak masuk akal. Ia menegaskan bahwa penundaan yang tidak jelas dan penolakan terhadap karya seni harus dilawan. Bambang juga menambahkan bahwa para juru ulas sebelumnya tidak menemukan masalah dengan lukisan Yos Suprapto, hingga akhirnya pameran tersebut ditunda.

Yos Suprapto sebenarnya diagendakan untuk memamerkan lukisannya di Galeri Nasional selama satu bulan, mulai dari tanggal 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025. Namun, kegiatan tersebut urung dilaksanakan karena kurator dari pihak Galeri Nasional mengungkapkan keberatan terhadap beberapa karya yang hendak ditampilkan oleh Yos.

Bambang Bujono juga menyoroti fakta bahwa kurator lukisan sebenarnya sudah pernah melihat karya Yos Suprapto ketika berada di Yogyakarta atau sebelum lukisan dikirim ke Jakarta. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai alasan sebenarnya di balik penolakan terhadap pameran lukisan Yos.

Dalam sebuah diskusi berjudul “Seni Sebagai Medium Kritik Kekuasaan” di KeKini Coworking Space, Jakarta Pusat, Bambang menekankan pentingnya melawan penolakan terhadap karya seni tanpa alasan yang jelas. Ia juga menyatakan bahwa semua pihak harus bersikap tegas dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi dalam dunia seni.

Kontroversi ini pun menjadi perbincangan hangat di kalangan seniman dan pecinta seni di Indonesia. Banyak yang mengecam tindakan kurator Galeri Nasional yang dianggap tidak adil terhadap karya seni Yos Suprapto. Sebuah petisi online pun mulai beredar untuk mendukung Yos Suprapto dan menuntut agar pameran lukisannya segera dibuka kembali.

Melalui kasus ini, dunia seni Indonesia kembali diingatkan akan pentingnya melindungi kebebasan berekspresi dan menghargai karya seni tanpa adanya diskriminasi. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar lebih bijaksana dalam menangani kontroversi di dalam dunia seni.

Dengan demikian, peristiwa ini menjadi momentum bagi kita semua untuk terus mendukung dan melindungi kebebasan seniman dalam berkarya. Semoga kejadian ini dapat membawa perubahan positif dalam dunia seni Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *